DESANTI MAYA HAPANA 11111877
RAHMI AJENG EFRIANINGSIH 15111796
2KA36
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
Perilaku Konsumen.
Dalam makalah ini memuat informasi tentang “Perilaku Konsumen ”. Makalah
ini membahas tentang perilaku konsumen dalam memilih pilihan yang bervariasi
dengan kebutuhan atau keinginan.Untuk perlu dicermati dan perlu mendapat
perhatian dari semua pihak yang menyangkut perilaku konsumen itu sendiri.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana proses perilaku
konsumen mengambil keputusan dan faktor yang mempengaruhinya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dalam penyusunanmakalah Perilaku Konsumen.Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca.Penyusun
mengharapkandalam pemberikan saran dan kritiknya untuk kesempurnakan makalah
selanjutnya.
Terima kasih.
Hormat Kami,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang dan mengalami
kemajuan setiap waktu, mendesak konsumen dalam merubah cara berfikir dalam
membuat keputusan. Tetapi hampir seluruh aspek pemasaran tidak bisa dilepaskan
dalam menentukan pilihan,khususnya
perilaku konsumen pasar. Dalam mengenal suatu konsumen perlu mempelajari
tingkah laku atau perilaku konsumen sebagai aktivitas manusia itu sendiri.
Perilaku konsumen dalam membuat keputusan dengan menggunakan sumber daya yang
terbatas,untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.
Dapat dilihat dalam pengambilan keputusan konsumen mengunakan proses
dalam mengambilan keputusan yang sangat bervariasi, sering mempertimbangkan
yang berkaitan dengan jenis pembelian. Jenis pengambilan keputusan yang diambil
konsumen berbeda - beda tergantung keterlibatan dalam produk yang diinginkan.
Konsumen memiliki pendekatan yang berbeda terhadap pembelian kecil atau
sederhana yang rutin untuk dilakukan seperti membelibahan makanan, dari pada
dilakukan untuk membeli mobil mewah. Walaupun konsumen masih menimbang
alternatif yang dipakai, infomasi yang dicari, kepuasaan laten produk yang
bersaing, dan kesalahan yang terjadi jauh lebih rendah dengan pembelian
sederhana dari pada dengan pembelian yang kompleks.
Pembuatan keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh budaya, sosial dan
keluarga yang mengharuskan mereka memilih.Sedangkan pengaruh juga datang dari
demografis dan karakteristik psikologis individu yang diterimanya melalui
informasi, pribadi, pengalaman terhadap rangsangan tersebut. Dalam menganalisis
perilaku konsumen akan lebih berhasil bila dapat memahami aspek psikologis
individu secara menyeluruh dalam menyelami kebutuhannya. Dan dengan demikian
pula pemasar dalam memasarkan produk akan membawa kepuasan untuk konsumen dan
dirinya.
Rumusan Masalah
Bagaimana perilaku konsumen itu ?
Bagaimana model dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
perilaku konsumen ?
Bagaimana pendekatan kardinal dan ordinal ?
Bagaimana elastisitas dan macam-macam besaran elastisitas ?
Tujuan
Dalam pembuatan makalah perilaku konsumen ini,bertujuan
untuk:
Untuk mengetahui perilaku konsumen itu.
Untuk mengetahui model dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen.
Untuk mengetahui pendekatan kardinal dan ordinal.
Untuk mengetahui elastisitas dan macam-macam besaran
elastisitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Perilaku Konsumen Dalam llmu Micro
Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai salah satu tingkah laku atau
proses dari konsumen yang dapat ditujukan dengan pencarian dalam membeli ,
pemilihan, memperbaiki, menggunakan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Untuk pengertian perilaku
konsumen dalam ilmu micro itu yaitu mengenai individu atau masyarakat sebagai
konsumen bisa membuat suatu keputusan dengan menggunakankan sumber daya yang
terbatas untuk mendapatkan produk dan jasa yang diinginkan untuk dapat
dikonsumsi atau dimanfaatkan.
Perilaku konsumen yang paling mendasari
terjadinya membuat keputusan pembelian, pada saat produk tersebut berharga jual
tinggi sangat sulit mengambil keputusan dan mempertimbangkannya kembali
sedangkan produk berharga jual rendah pada saat mengambil keputusan dapat
dilakukan dengan mudah.Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi produk atau
jasa, yang tergantung pada kebutuhan, pendapatan dan kebiasaan.Terdapat
beberapa aplikasi tentang pemahaman perilaku konsumen berupa strategi
pemasaranyang perlu perancangan yang baik dan tepat untuk menarik pembeli,
kemudian perilaku konsumen itu sendiri dalam membantu membuat kebijakan publik,
dan yang terakhir dalam pemasaran sosial dalam memahami sifat konsumen.
Model Perilaku Konsumen
Menunjukan penekanan pada interaksi antara pemasar dan
konsumen, tentang pemahaman dan evaluasi.
Tiga Faktor Dasar yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen
1. Konsumen Individu
Didasari kebutuhan konsumen itu sendiri, b. Persepsi hasil
pemaknaannya yang diterima melalui informasi atau pengalaman, c. Pembentukan
sikap, dalam memilih merek atau jenis barang di pengaruhi demografi individu,
gaya hidup, dan karakteristik individu.
2. Pengaruh Lingkungan
Dari lingkungan pembelian konsumen dengan a. Budaya,
pengaruh dari norma kemasyarakatan atau suku, b. Kelas sosial, dari suatu grup
atau kelompok sosial atas harta konsumen, c. Grup tata muka, bisa dengan teman
atau relasi atau bahkan anggota keluarga, d. Faktor situasional, situasi dimana
konsumen harus memiliki atau membeli produk sesuai dengan tempat situasi atau
kalangannya.
3. Marketing Strategy
Pemasar dalam hal ini mengendalikan usahanya dalam
memberitahu dan mempengaruhi konsumen. a. Produk pasar b. Harga pasar c.
Periklanan d. Pendistribusian untuk mendorong konsumen mengambil keputusan.
Pada
saat konsumen telah berfikir mengambil keputusan untuk mengevaluasi pada
pembelian yang lalu, yang digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen.saat
konsumen mengevaluasi , konsumen akan belajar dari pengalaman dan pengumpulan
informasi yang didapat mungkin bisa berubah, dalam merek yang digunakan, dan
pemilihan merek.
Panah
umpan balik untuk mengarah ke organisasi pemasaran. Pemasar akan mengikuti
respon konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi
dalam bentuk data tidak menerangkan kelemahan atau pun kekurangan secara
relatif kepada pesaing.Untuk itu penelitian dan perumusan kembali strategi
pemasaran sangat di butuhkan konsumen dalam pemenuhan yang lebih baik. Sebagai
contoh seseorang akan membeli sebuah toko atau ruko pada sebuah pusat
pembelajaan akan mempertimbangkan lingkungannya, merancang strategi pemasaran
dengan memberi diskon, melihat kebutuhan perilaku konsumen dan resiko yang akan
terjadi.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen yang menjelaskan bahwa seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli produk atau jasa sesuai seleranya
dengan harga tertentu.
Maka perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa
yang tujuannya untuk mendapatkan kepuasan laten atau kenikmatan.Terdapat
pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen yaitu:
Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Dapat dikatakan konsumen dengan pendapatan yang sudah ada,
akan mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dan berusaha memaksimumkan kepuasan
totalnya.
Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Bahwa kepuasan suatu konsumen dapat diukur dengan satuan
ukur misal berat, panjang atau uang .
Makin banyak barang di konsumsi oleh konsumen maka makin
besar kepuasan.
Terjadi pada hukum utiliti marginal (The Law OfDiminishing
Marginal Utilityberlaku untuk tambahan kepuasan setiap satuan.Tingkat kepuasan
yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen. Jadi jika untuk setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh setiap 1 unit barang yang dikonsumsi akan
semakin turun. Pada saat kepuasan konsumen akan naik sampai titik batas
tertentu maka batasan kepuasan akan semakin menurun.
Untuk tambahan kepuasan dapat dihargai dengan uang, misal 1
unit barang. Jika tambahan kepuasan yang didapat semakin besar maka konsumen
akan memberi harga mahal, lain hal bila kepuasan menjadi semakin rendah maka
akan dibayar dengan harga murah oleh konsumen.
Asumsi konsumen bersifat rasionalitas dengan menginginkan
kepuasan maksimum memiliki informasi dengan jelas akan produk atau jasa yang
diinginkan dengan menggunakan satuan uang dan mendapat kendala pada anggaran.
Seperti contoh seseorang atau konsumen akan membeli sebuah
tablet pc dia akan mencari informasi dengan jelas tentang produk yang
diinginkan. Selanjutkan dia akan mempersiapkan anggarannya walaupun produk yang
diinginkan harganya terlampau tinggi dia tetap membelinya untuk mendapat
kepuasan maksimal itu sendiri .
Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal beranggapan kepuasan konsumen dari mengkonsumsi
barang atau jasa tidak dapat di ukur dengan satuan ukur. Bahwa tingkat kepuasan
konsumen satu dengan konsumen yang lain berbeda dalam mengkonsumsi barang atau
jasa yang sama. Anggapan yang diperlukan tingkat kepuasan konsumen dapat
dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan seberapa lebih tinggi
atau rendahnya.
Untuk itu pendekatan ordinal dapat menunjukan tingkat
kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama dengan menggunakan model kurva indifferent.
Asumsi konsumen bersifat rasionalitas dengan menginginkan
kepuasan maksimum yang mendapat kendala pada pendapatan dan harga barang
diketahui dengan memiliki informasi yang sempurna tanpa perlu diukur dan
konsisten atas keputusan akan pilihannya dan hanya dinyatakan dalam IC.
Sebagai contoh dalam satu kelas mendapat peringkat
dengan pengukuran bersifat kualitatif
mendapat hasilnya sangat bagus, bagus dan cukup dengan kata lain memiliki
kepuasan berbeda setiap individu.
Ciri-ciri kurva indifferens:
1. Mempunyai
kemiringan yang negatif, dalam hali ini ditunjukan dengan barang yang satu
dengan barang yang lain yang dikonsumsi saling mengganti.
2. Cembung ke
arah origin, berarti konsumen mengorbankan sejumlah barang yang satu untuk
mendapatkan barang yang lain.
3. Tidak saling
berpotongan, hal ini disebabkan yang lebih tinggi mempunyai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kurva yang lebih rendah letaknya.
Konsep Elastisitas
Pengertian elastisitas merupakan konsep untuk memahami permasalahan
perubahan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi itu sendiri sebagai pengukur perubahan
dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dengan kata lain konsep elastisitas,
tentang pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan dan penawaran yang
merupakan dua kekuatan yang mempengaruhi harga relatip barang dan jasa.
Sebagai contoh pada mobil A biaya produksi yang turun
sehingga produsen bisa menurunkan harga, maka akan meningkat permintaan
konsumen. Lain halnya untuk pesaing mobil B ia malah menaikan harga sehingga
tindakan ini menurunkan permintaan konsumen mobil B dan menambah kenaikan pada
mobil A. Dalam hal ini produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas
produksi dalam membuat suatu keputusan, untuk memperkirakan kepekaan konsumen
dan seberapa besar reaksi yang ditimbulkan konsumen.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan digunakan untuk mengetahui besar
presentase perubahan jumlah permintaan berakibat pada presentase perubahan pada
harga. Pada saat harga produk naik maka kualitas permintaan produk akan menurun
dan sebaliknya sesuai hukum permintaan.
1. Elastisitas Harga Permintaan
2. Elastisitas Silang
3. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas Harga Permintaan
Konsep atau sebagai alat untuk mengukur derajat reaksi atau kepekaan
perubahan jumlah kualitas permintaan sebagai akibat perubahan barang tersebut.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga produk
tertentu.Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap
suatu produk yang berubah maka harganya pun berubah sebesar satu persen.
Koefisien elastisitas harga permintaandapat bernilai kurang dari, sama
dengan lebih besar dari dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga harga
permintaan terdapat tiga bentuk elastisitas yaitu:
Pada saat elastisitas jumlah permintaan suatu barang
menunjukkan nilai lebih dari (>) 1, maka permintaan terhadap barang tersebut
dikatakan elastis di mana besarnya jumlah permintaan barang sangat dipengaruhi
oleh besar-kecilnya harga. Bentuk kurva permintaannya lebih landai [ % ΔP >
% Δ Q].
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari
(<) 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga
terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Bentuk kurva permintaannya
lebih vuram..[ % ΔP < % Δ Q].
Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan
persentase perubahan jumlah permintaan barang, disebut dengan elastisitas yang
unitariatau elastisitas tunggal, dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan
1, Bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP
= % Δ Q].
Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas,
ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga
tidak mempengaruhi kuantitas permintaan barang. tingkat harga paling
rendah,dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga
adalah sangat kecil.
Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), ini merupakan
tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang
paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga.pada kondisi ini
berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau dengan tingkat harga yang
jumlah permintaannya dapat lebih banyak.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Beberapa faktor yang menentukan tingkat reaksi konsumen
terhadap perubahan harga, sebagai berikut:
1. Jenis produk itu sendiri dan preferensi
2. Tersedia atau tidaknya produk pengganti di pasar
3.Jumlah pengguna dan tingkat kebutuhan dariproduktersebut
4.Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap
perubahan harga/periode waktu dipasar.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor produk
6. Elastisitas Silang
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga suatu barang dengan harga barang
lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan kualitas permintaan
suatu barang sebagai akibat mempengaruhi harga barang lain sebesar satu persen.
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang
jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang berhubungan dengan
barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang
subtitusi.
1. Produk substitusi.
Elastisitas
permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk y maka akan
penurunan pada jumlah barang y yang diminta dan berakibat jumlah barang x yang
diminta meningkat juga.. Contoh produk substitusi : apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap
teh berkurang dan sebaliknya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas
permintaan silang adalah negatif , jika terjadi kenaikan harga produk y maka
akan akibatnya produk y akan menurun, disertai pula penurunan pada jumlah
produk x yang diminta. Contoh produk komplementer :bensin dan mobil (mobil
tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan
mobil akan cenderung turun.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan mengukur kuantitas permintaan suatu barang
merespon terhadap perubahan pendapatan konsumen.besarnya pengaruh dari
perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas
pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal atau superior.
2. Elastisitas pendapatan adalah positif, jika permintaan
akan produk normal meningkat akibat pendapatan meningkat.
3. Produk inferior atau giffen.
4. Elastisitas pendapatan adalah negatif. Jika permintaan
akan produk inferior menurun akibat dari
pendapatan meningkat.
Elastisitas Penawaran
Maka hukum penawaran mengatakan tinggi harga suatu barang maka makin
banyak pula jumlah barang yang akan ditawarkan oleh produsen dan sebaliknya
kalau harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun karena kurang
menguntungkan produsen. Terdapat faktor-faktor penting, sebagai penentu
elastisitas penawaran berbagai barang antara lain:
Sifat Perubahan Pada Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat elastis
jika kenaikan pada penawaran dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang tidak
tinggi, lain halnya jika biaya yang dikeluarkan relatif tinggi maka penawaran
tersebut tidak bersifat elastis.
Jangka Waktu Analisis
Dalam elastisitas penawaran juga tergantung kepada jangka waktu, dalam
rangka menyesuaikan barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga. Dapat diartikan secara umum , bila semakin
panjang waktu untuk produsen dalam menyesuaikan dirinya terhadap perubahan
harga , semakin besar pula elastisitas penawaran. Dapat dibedakan atas 3 jenis
jangka waktu, yaitu :
1. Masa sangat pendek(Immediate Run), masa waktu dimana jumlah barang yang terdapat
dipasar (kurva penawaran bersifat tidak elastis sempurna).
2. Jangka Pendek,
dimana kapasitas untuk mengembangkan produksi tidak cukup panjang, sehingga
hasil yang hanya dapat dikembangkan sebtas kapasitas yang sudah ada saja
(penawaranbersifat tidak elastis).
3. Jangka Panjang,
dimana masa waktu yang sangat panjang untuk perusahaan lama dalam membuat
rencana untuk pengembangan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan
harga. Dan bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar lebih mudah (bentuk
kurva penawarannya lebih elastis)
Stok persediaan
Semakin besar persediaan akan semakin elastis persediaan.
Ini dikarenakan produsen akan dapat segera memenuhi kenaikan permintaan barang
yang ditawarkan dengan persediaan yang ada.
Kemudahan substitusi faktor produksi/input
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan
tenaga kerja, semakin elastis penawaran.Semakin elastis mobilitas kapital dan
tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang
terjadi.Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat
ditambah atau dikurangi pada waktu dibutuhkan.
Elastisitas Harga Penawaran
Sama halnya
dengan elastisitas harga permintaan, hanya yang berbeda pengertian jumlah
permintaan suatu barang dengan jumlah penawaran suatu barang. Elastisitas harga
kan dituntukan dalam bentuk presentase perubahan kualitas penawaran sebagai
akibat satu persen perubahan harga.
Terdapat lima bentuk elastisitas harga penawaran :
Penawaran tidak elastis (<1),perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
Penawaran unitar elastis (= 1), perubahan penawaran sama
dengan perubahan harga.
Penawaran elastis (>1),perubahan harga mengakibatkan
perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
Penawaran elastis sempurna (tak terhingga).produsen dapat
menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu dan mampu
menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Penawaran tidak elastis sempurna (= 0): penawaran tidak
dapat ditambahkan pada tingkat harga berapapun,maka kurva penawaran (S) akan
terlihat vertikal.
b.Elastisitas Silang
Terdapat
permintaan konsumen pada suatu barang tidak tergantung pada harga barang,
preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga
pendapatan.
c.Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) pada pendapatan
konsumen akan berpengaruh terhadap penawaran berbagai barang, besarnya pengaruh
perubahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi
persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan
pendapatan.Konsumen biasanya akan melihat kualitas dan kuantitas dari harga
yang mereka inginkan. Terkait dengan contoh kasus indomie di atas para konsumen
lebih sering mengkonsumsi mie instan indomie karena menurut mereka citra rasa
dari produk tersebut lezat atau enak dan dengan harga terjangkau pula yang
dapat di konsumi oleh berbagai kalangan. Para konsumen juga biasanya membeli
suatu produk karena terpengaruh oleh rasa penasaran dan informasi dari
teman-teman dekatnya atau dari media massa mengenai produk tersebut. Akan
tetapi sebagai konsumen kita juga harus berhati-hati dalam memilih produk yang
akan dibeli karena banyak para produsen yang tidak jujur dan ridak bertanggung
jawab ada di luar sana, sebagai konsumen kita harus menjadi konsumen yang
cermat dan pintar, jangan mudah tergiur atau tertarik dengan suatu produk
dengan harga yang tidak sesuai dengan harga di pasaran.